skip to Main Content
Jl. Bubutan 127 - 135 Surabaya +62811 3115 8000 info@kencanaindonesia.co.id
Sejarah Perkembangan Baja Ringan

Ensiklopedia KENCANA: Sejarah Perkembangan Baja Ringan

Bagaimana awal sejarah perkembangan baja ringan? Hal ini bermula saat baja canai dingin atau cold formed steel (material baja ringan) dipakai pada konstruksi bangunan, tepatnya tahun 1850-an di Amerika Serikat dan Inggris.

Kemudian di tahun 1890-an, pabrikan besi bergelombang pertama kali menggunakan baja ringan, seperti dikutip dari laman Strucsoftsolutions. Baja ringan tersebut menjadi bahan pelapis dan struktural cladding yang sangat baik untuk konstruksi.

Jenis pembingkaian cold formed steel yang bisa dikenali muncul di awal abad ke-20. Kemungkinan, saat itu bentuknya meniru stud kayu yang populer untuk konstruksi.

Walau ada beberapa spekulasi tentang siapa yang membangun gedung pertama mengunakan cold formed steel. Namun yang tercatat paling awal adalah pembangunan Rumah Sakit Baptis Virginia pada tahun 1925 di Lynchburg, Amerika Serikat.

Baja canai dingin ini pun resmi ditampilkan di Pameran Dunia di Chicago pada tahun 1933. Dalam pameran itu, ada 3 rumah yang dibangun, di mana semua hunian itu menggunakan material dari baja.

Sekitar 6 tahun setelahnya, yaitu Februari 1939, Komite American Iron and Steel Institute (AISI) mendanai penelitian di Universitas Cornell. Penelitian terhadap baja canai dingin itu sendiri dipimpin Prof. George Winter, seorang profesor dari Universitas Cornell.

Baca juga: Apa Perbedaan Besi dan Baja, Ternyata Sifatnya Tidak Sama!

Hasil Riset Baja Canai Dingin

Tahun 1946 pasca berakhirnya Perang Dunia II, AISI berhasil membuat edisi pertama spesifikasi untuk desain dari baja canai dingin.

Ilustrasi Cold Formed Steel
Ilustrasi Cold Formed Steel dalam Sejarah Perkembangan Baja Ringan

Adapun nama spesifikasi tersebut adalah ‘Allowable Stress Design (ASD)’ yang dibuat berdasarkan riset Prof. George Winter.

Kemudian pada ahun 1991, AISI kembali mengumumkan spesifikasi lain bernama Load and Resistance Factor Design (LRFD). Lima tahun kemudian, yaitu pada 1996, ASD dan LRFD dijadikan satu spesifikasi manual di bawah arahan Wei Wen Yu dan Theodre V. Galambos.

Pengembangan edisi pertama spesifikasi manual untuk baja ringan secara keseluruhan, termasuk ASD, LRFD, dan Limit State Design (LSD) pun dilakukan pada 2001. Saat itu, ada 3 negara yang terlibat, di antaranya Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

American national Standard Institute (ANSI) akhirnya mengakui spesifikasi manual tersebut secara resmi. Hingga pada tahun 2007, ANSI merevisi dan mengembangkan spesifikasi tersebut dan mengganti AISI 2001.

Sementara di Indonesia, peraturan tentang standar bahan baku, mutu, dan lainnya untuk profil rangka baja ringan, baru ada tahun 2017. Di mana peraturan tersebut diatur dalam SNI 8399:2017 dengan judul ‘Profil Rangka Baja Ringan’.***

This Post Has 0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
error: Content is protected !!