Atap metal semakin populer di dunia konstruksi. Produk ini menjadi pilihan untuk melengkapi elemen atap bangunan…
Bangunan dari Baja Ringan Bisa Tahan Gempa? Fakta atau Mitos?
Konstruksi bangunan tahan gempa diperlukan di Indonesia, mengingat sejumlah wilayah di tanah air ini rawan terjadi gempa bumi. Kenapa Indonesia sering gempa, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti dilansir dari DetikNews, beberapa alasan tersebut di antaranya karena pergerakan lempeng tektonik, Indonesia yang termasuk jalur ring of fire, serta aktivitas gunung berapi di Indonesia.
Bangunan yang tahan gempa akan akan meminimalisir kerugian secara materiil serta memberikan perlindungan bagi penghuninya.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada bangunan yang dibangun dengan struktur kurang tepat serta memilih material secara asal. Padahal, hal ini justru berisiko mempermudah bangunan rusak saat gempa.
Itulah mengapa, selain membangun sturktur bangunan secara tepat, penggunaan material bangunan harus dipertimbangkan.
Terlepas dari pembangunan struktur yang tepat, bangunan dengan sistem rangka baja ringan dinilai tahan terhadap gempa. Benarkah demikian?
Fakta atau Mitos Baja Ringan Tahan Gempa?
Bicara tentang gempa, yang paling berbahaya adalah yang dapat memicu pergerakan horizontal. Sebab, bangunan tinggi lebih baik dalam menahan beban vertikal, bukan horizontal. Gerakan tanah ini pun mampu merusak pondasi bangunan dalam hitungan menit.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah membangun struktur untuk menahan gempa dengan memilih material yang tepat, seperti baja ringan. Apa alasannya? Hal ini karena baja ringan bersifat ulet, mengingat kandungan karbonnya rendah (kurang dari 0,3%).
Berdasarkan Asosiasi Baja Dunia yang dimuat dalam situs Posco Newsroom, bangunan ulet lebih aman karena menghilangkan energi dari gelombang seismik. Disebutkan pula jika sebuah bangunan biasanya memiliki bagian ulet yang mampu mengalami deformasi plastis tanpa kegagalan struktur selama gempa bumi.
Lebih dari itu, menurut Hukum Inersia, semakin ringan bangunannya, maka semakin sedikit gaya gelombang seismik yang akan diberikan pada bangunan. Itulah kenapa, bangunan yang lebih tinggi lebih baik menggunkaan material ringan dan fleksibel seperti baja ringan.
Bahkan merujuk pada penelitian yang dilakukan Simanjuntak (2021) dengan mengkaji respon dinamik pada kayu kelas II dan baja ringan. Baja ringan memiliki respon dinamik yang lebih baik dibandingkan dengan kayu. Hal ini terbukti dari hasil analisa perhitungan frekuensi dominan, di mana pola deformasi total tidak secara signifikan menimbulkan kerusakan pada material.
Baca juga: 5 Desain Bangunan dari Logam Terunik di Dunia, Bikin Mata Terpana
***
Berdasarkan ulasan di atas, adalah fakta bahwa bangunan dari baja ringan tahan terhadap gempa. Terlebih jika dipadukan dengan penerapan struktur bangunan dan desain yang tepat, serta faktor-faktor lainnya.
Selain itu, pemilihan material yang kualitasnya terjamin pun penting untuk dipertimbangkan. Seperti baja ringan KENCANA® yang sudah ber-SNI dan tidak tipu-tipu soal ukuran serta lapisan pelindung karatnya.
Daftar Pustaka:
Posco Newsroom. Steel Steady: Building Earthquake-Resistant Buildings. Diakses pada Jumat 12 Mei 2023. https://newsroom.posco.com/en/steel-steady-building-earthquake-resistant-buildings.
Simanjuntak, P. Perbandingan Respon Seismik Balok Kayu Biasa dengan Komposit Baja Ringan sebagai Komponen Struktur Rumah Tahan Gempa. E-Journal CENTECH 2020 Vol. 2 No. 1 (2021): 30-42.
Wibawana, W. A. Mengapa Indonesia Sering Terjadi Gempa Bumi? Ini Penyebabnya. Diakses pada Jumat 12 Mei 2023. https://news.detik.com/berita/d-6520613/mengapa-indonesia-sering-terjadi-gempa-bumi-ini-penyebabnya.
This Post Has 0 Comments