skip to Main Content
Jl. Bubutan 127 - 135 Surabaya +62811 3115 8000 info@kencanaindonesia.co.id
CRC vs HRC

CRC vs HRC, Apa Bedanya?

Istilah CRC (Cold Rolled Coil) dan HRC (Hot Rolled Coil) sering kali terdengar di dunia konstruksi, terutama di pasar Indonesia. Sebenarnya apa perbedaan dari keduanya?

Dikenal pula sebagai Cold Rolled Steel dan Hot Rolled Steel, perbedaan utama dari dua material tersebut terletak pada proses pembuatannya. Secara spesifikasi keduanya sama, hanya saja HRC diproses dengan suhu tinggi. Berbeda dengan CRC yang diproses dengan suhu mendekati suhu ruang, di mana selanjutnya diikuti proses annealing atau anil.

Hot Rolled Coil

Dikutip dari laman Chesterfield Steel, proses yang digunakan untuk membuat baja canai panas (HRC/baja hitam) melibatkan pengerolan baja pada suhu tinggi, biasanya di atas 1.700oF atau sekitar 926oC.

Mengingat temperatur yang tinggi ini ada di atas temperatur rekristalisasi baja, maka baja mudah dibentuk dan dibuat dalam ukuran lebih besar. Namun, karena ketika mendingin baja canai panas ini cenderung menyusut secara tidak seragam, ukuran dan bentuknya jadi tidak seragam.

Hot Rolled Coil
Hot Rolled Coil

Baja hitam memiliki karakteristik, seperti lapisan bersisik yang bisa dihilangkan dengan proses pickling, grinding, serta sand-blasting. Jenis baja ini bebas dari tekanan internal yang bisa timbul dari proses quenching atau work-hardening, karena dibiarkan mendingin di suhu ruang. Selain itu, karakteristik lainnya juga mencakup:

  1. Tepi dan sudut agak membulat untuk produk pelat (karena penyusutan dan finishing yang kurang presisi)
  2. Sedikit distorsi
  3. Lebih lunak dan bisa diubah menjadi berbagai bentuk
  4. Peningkatan keuletan dan ketangguhan

Adapun keunggulan colled rolled coil ini salah satunya cenderung lebih murah jika dibandingkan dengan baja canai dingin. Hal tersebut karena diproduksi tanpa penundaan proses dan tidak memerlukan pemanasan ulang seperti pada CRC. Karenanya, jenis baja ini bisa diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan, seperti:

  • Komponen struktural (Rel Kereta Api, Balok-I, Lembaran Logam)
  • Peralatan pertanian
  • Bangunan logam
  • Stamping
  • Rangka otomotif

Baca juga: Kenapa Kebanyakan Bentuk Struktur Atap di Indonesia Segitiga? Ternyata Ini Alasannya!

Cold Rolled Coil

Berdasarkan Chesterfield Steel, CRC/baja canai dingin/baja putih pada dasarnya adalah HRC yang telah diproses lebih lanjut. Baja hitam yang sudah didinginkan di suhu ruang akan diproses kembali dalam tahap annealing.

Berdasarkan Oxford Languages, annealing atau anil merupakan proses pemanasan material (logam atau kaca) yang dibiarkan mendingin secara perlahan untuk menghilangkan tekanan internal dan mempermudah pengerjaan.

Cold Rolled Coil
Cold Rolled Coil

Saat proses pendinginan itu, sifat-sifat mekanik dan sifat-sifat fisik yang berubah saat proses deformasi dingin pada HRC bisa dikembalikan. Pada baja canai dingin ini pun memiliki peningkatan kekuatan sampai dengan 20% dari proses pengerasan regangan.

Baja canai dingin ini biasanya menghasilkan produk dengan permukaan lebih baik dan lebih halus. Bahkan juga menghasilkan permukaan lebih halus yang berminyak saat disentuh. Keunggulan lain dari CRC ini adalah:

  1. Dapat digunakan dalam aplikasi yang tepat
  2. Lebih keras dan kuat daripada baja canai panas
  3. Lebih keras, tahan terhadap putus tegangan, dan tahan terhadap deformasi akibat pengerasan kerja
  4. Lebih estetik dengan jangkauan permukaan akhir yang lebih luas

Karena keunggulannya itu, cold rolled steel bisa diaplikasikan menjadi berbagai produk, di antaranya:

  • Peralatan rumah tangga
  • Furnitur logam
  • Komponen struktur dirgantara
  • Bagian otomotif

***

Itulah perbedaan antara HRC dan CRC yang pada dasarnya tidak sama dalam proses pembuatannya. Selain itu, secara karakteristik dari keduanya juga tidak sama.

This Post Has 0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
error: Content is protected !!